Pertumbuhan ekonomi pada tataran global terus mengalami perubahan, termasuk dinamika pasar real estat. Kondisi ini terjadi diantaranya adanya perubahan kebijakan global, baik di sektor perdagangan, kebijakan bilateral, lingkungan hidup, dsb.
Dinamika yang terjadi di atas juga memberikan dampak terhadap pola ekonomi makro di Tokyo, termasuk dalam sektor properti di Tokyo.
Kebijakan moneter yang longgar dan berkelanjutan di Jepang telah memainkan peran penting dalam memperlebar kesenjangan antara harga dan nilai sewa (recurring income), sehingga menjadikan Tokyo tujuan menarik bagi investor lokal maupun internasional.
Sejak The Federal Reserve memulai siklus kenaikan suku bunga pada kuartal pertama 2022, harga properti di Tokyo telah melonjak lebih dari 20%, mencapai rata-rata harga transaksi sebesar JPY 2,3 juta per meter persegi (sekitar US$15.410 per meter persegi). Kenaikan harga yang signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya permintaan terhadap kondominium mewah, sektor di mana para pembeli sangat antusias mencari peluang investasi.
Salah satu faktor utama yang meningkatkan daya tarik pasar properti Tokyo adalah depresiasi yen. Tren mata uang ini membuat properti di Tokyo relatif murah dibandingkan dengan kota-kota besar dunia lainnya.
Sejalan dengan hal di atas, temuan dari Knight Frank’s Wealth Report 2024, menyebutkan bahwa dengan US$1 juta, seseorang dapat membeli 64 meter persegi properti premium di Tokyo, atau dua kali lipat dibandingkan yang berlaku di Singapura, dan hampir tiga kali lipat dari yang bisa dibeli di Hong Kong.
Terkait hunian premium, memang Tokyo memiliki magnet bagi para investor global. Tak dapat dipungkiri hal ini diantaranya karena berbagai keunggulan Tokyo dalam investasi properti saat ini, diantaranya:
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://www.knightfrank.com/research/article/2024-11-18-exploring-tokyos-real-estate-phenomenon-a-magnet-for-investors-worldwide