Pasar Properti Asia Pasifik Tetap Resilien di Awal 2025
星期五, 9 五月 2025

Pasar properti komersial di kawasan Asia-Pasifik tetap menunjukkan ketahanan yang baik pada awal tahun 2025, meskipun kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian. Menurut laporan Asia-Pacific Capital Market Insights Q1 2025 dari Knight Frank, total nilai transaksi properti komersial di kawasan ini mencapai USD 33,4 miliar. Jumlah ini hanya turun sedikit, yaitu 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Artinya, minat investor terhadap sektor properti masih cukup kuat. 

Namun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Q4 2024), nilai transaksi turun sebesar 17,1%. Penurunan ini wajar karena di akhir 2024 lalu, banyak investor berbondong-bondong membeli properti setelah bank-bank sentral menurunkan suku bunga, sehingga transaksi saat itu sangat tinggi. 

Menariknya, investasi lintas negara atau cross-border justru mengalami kenaikan besar. Nilainya melonjak hingga 116,7% dibandingkan tahun lalu, mencapai USD 9,5 miliar. Angka ini mencakup 28,4% dari total nilai transaksi dan menjadi nilai tertinggi sejak pertengahan 2023. Negara-negara seperti Jepang, Australia, dan Korea Selatan menjadi favorit investor asing karena dianggap stabil, memiliki hasil investasi yang menarik, dan didukung oleh kondisi ekonomi yang solid. 

Negara-negara yang menjadi magnet utama bagi investor internasional adalah Jepang, Australia, dan Korea Selatan, tiga pasar yang dinilai menawarkan stabilitas, imbal hasil yang kompetitif, dan fundamental ekonomi yang mendukung.

Di Jepang, investor sangat tertarik karena nilai tukar yen sedang lemah, suku bunga pinjaman rendah, dan pasar perkantorannya tampil kuat. Salah satu bukti besarnya minat investor adalah pembelian gedung Tokyo Garden Terrace Kioicho oleh Blackstone senilai USD 2,6 miliar. Ini merupakan transaksi properti terbesar oleh investor asing di Jepang sepanjang sejarah.

Sementara itu, pasar ritel di Australia juga menunjukkan pemulihan kuat. Total transaksi ritel di sana mencapai USD 592 juta, naik hampir tiga kali lipat dari tahun lalu. Kepercayaan konsumen yang mulai pulih, inflasi yang menurun, dan prospek ekonomi yang membaik menjadi penyebabnya. 

Di Korea Selatan, sektor industri menjadi incaran investor karena tingginya permintaan sewa, terbatasnya pasokan properti industri berkualitas, dan meningkatnya minat asing.

Melihat ke depan, prospek pasar properti komersial Asia-Pasifik masih cukup menjanjikan. Beberapa transaksi besar sudah tercatat di awal kuartal kedua 2025, menandakan adanya optimisme di pasar. Selain itu, pemangkasan suku bunga oleh sejumlah bank sentral juga membuat pinjaman untuk beli properti menjadi lebih menarik, sementara harga aset yang mulai stabil mendorong lebih banyak investor untuk kembali aktif.

Meski demikian, beberapa risiko tetap perlu diperhatikan. Perubahan kebijakan tarif global dan situasi geopolitik bisa mengganggu rantai pasok dan konsumsi, terutama di sektor logistik dan ritel. Jika inflasi kembali naik dan bank sentral Amerika Serikat (Bank Sentral AS) memutuskan untuk menaikkan suku bunga, maka biaya pinjaman bisa ikut naik dan berdampak negatif pada pasar properti.

 

Penulis : Alivia Putri Winata

Sumber : 

https://www.knightfrank.com/research/report-library/asia-pacific-capital-markets-highlights-q1-2025-12105.aspx 

返回博客
©INFRAMAP - KNIGHTFRANK 2025