Dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan global didominasi oleh Amerika Utara dan Eropa. Namun, tren ini mulai bergeser. Laporan terbaru Knight Frank – The Wealth Report 2025 menunjukkan bahwa Asia dan Afrika Tengah muncul sebagai pusat kekayaan baru dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah individu kaya dan terbukanya peluang investasi, terutama di sektor properti.
Berdasarkan Wealth Sizing Model dari Knight Frank, jumlah individu dengan kekayaan bersih di atas USD 10 juta atau High-Net-Worth Individuals (HNWI) secara global tumbuh 4,4% pada 2024, dengan total lebih dari 2,3 juta orang.
Asia mencatatkan pertumbuhan HNWI sebesar 5%, sementara Afrika 4,7%. Keduanya menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan kawasan lain, menjadikan Asia dan Afrika sebagai pusat kekayaan global yang semakin kuat.
Lebih lanjut, jumlah individu dengan kekayaan di atas USD 100 juta atau Ultra-High-Net-Worth Individuals (UHNWI) diproyeksikan tumbuh 7,1% di Asia dan 6,9% di Afrika dalam periode 2024–2028. Hal ini semakin memperkuat posisi kedua kawasan sebagai penggerak kekayaan di masa depan.
Salah satu negara yang mencuri perhatian adalah India. Pada 2024, India memiliki 85.698 HNWI, menjadikannya negara dengan populasi orang kaya keempat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang. Bahkan, India mencatat lonjakan miliarder baru dari hanya 7 orang pada 2019 menjadi 26 orang dalam satu tahun terakhir.
Tren ini menunjukkan bahwa Asia, khususnya India, memiliki daya dorong besar dalam menciptakan kekayaan baru, yang secara tidak langsung turut mendorong pertumbuhan sektor properti.
Seiring meningkatnya kekayaan, properti menjadi salah satu instrumen investasi yang paling diminati. Dalam laporan yang sama, diketahui bahwa 44% family office global ingin meningkatkan alokasi investasi mereka ke sektor properti, baik residensial maupun komersial.
Properti dianggap sebagai instrumen yang tidak hanya mampu menjaga nilai kekayaan jangka panjang, tetapi juga menawarkan stabilitas pendapatan dan pertumbuhan nilai aset. Di Asia, permintaan terhadap properti prime dan hunian mewah terus meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bangkok, dan Mumbai.
Sementara itu, di Afrika, pasar properti di kota seperti Nairobi, Lagos, dan Cape Town mulai menarik perhatian investor global sebagai pasar frontier dengan potensi investasi jangka panjang yang menjanjikan.
Dengan demikian, Asia dan Afrika diproyeksikan menjadi pusat kekayaan dunia berikutnya, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat, pengembangan sektor properti, serta infrastruktur yang semakin memadai.
Penulis : Alivia Putri Winata
Sumber :
https://www.knightfrank.com/wealthreport