Sektor Wisata Pulih, Potensi Pertumbuhan Industri Hotel di Indonesia | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Sektor Wisata Pulih, Potensi Pertumbuhan Industri Hotel di Indonesia
星期五, 10 一月 2025

Sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan pemulihan yang signifikan. Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan berbagai kebijakan pendukung dari pemerintah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari – November 2024 mencapai 12,66 juta kunjungan, atau naik 20,17% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pertumbuhan ini tercatat sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dan diperkirakan akan terus meningkat. 

Peningkatan kunjungan wisatawan ini turut berdampak pada industri perhotelan, terutama di kota-kota besar dan kawasan wisata prioritas. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mencapai 54,96% pada November 2024, dengan rata-rata lama tamu menginap sebesar 1,23 malam.

Provinsi-provinsi dengan kunjungan wisatawan yang tinggi, seperti Bali, Yogyakarta, dan Jakarta mengalami peningkatan signifikan mencapai 26% dalam okupansi hotel pada Desember 2024, karena libur Natal dan Tahun Baru, yang diikuti dengan berbagai promosi pariwisata domestik maupun internasional.

Selain itu, industri perhotelan juga merespons tren global dengan mengadopsi konsep hotel ramah lingkungan dan teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman tamu. Menurut laporan Kemenparekraf, sekitar 72% hotel di Indonesia telah menerapkan sistem ramah lingkungan, termasuk pengelolaan energi dan limbah yang berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya mendukung pariwisata berkelanjutan tetapi juga menarik wisatawan internasional yang peduli terhadap isu-isu lingkungan.

Pemerintah terus mendukung sektor pariwisata melalui berbagai inisiatif, termasuk program “Bangga Berwisata di Indonesia” yang bertujuan untuk meningkatkan minat wisatawan domestik. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata seperti Mandalika dan Labuan Bajo untuk menarik lebih banyak investasi di sektor perhotelan dan pariwisata.

Target kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 4,6% dan akan terus meningkat hingga 5% pada tahun 2029.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sektor ini harus menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga tiket pesawat, keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah, dan kebutuhan untuk memperbaiki kualitas layanan hotel di wilayah-wilayah terpencil.

Meski demikian, sinergi yang telah berjalan antara sektor pariwisata dan industri perhotelan di Indonesia menunjukkan prospek yang cerah. Dengan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan mampu mempertahankan daya saingnya sebagai destinasi pariwisata global.

 

Penulis : Alivia Putri Winata

Sumber :

https://www.liputan6.com/

https://www.tempo.co/

https://www.cnbcindonesia.com/

https://www.bps.go.id/

返回博客
©INFRAMAP - KNIGHTFRANK 2025