Baru-baru ini Knight Frank Singapore merilis publikasinya bertajuk The Quality of Life Report - Building a Liveable City. Dalam publikasi ini tertuang hasil survey terkait 3 dimensi yang mencerminkan kualitas hidup, yaitu live, work, play.
Live, Work, Play adalah terminologi yang umumnya berlaku sebagai siklus kegiatan yang dibutuhkan tiap orang dalam keseharian. Pada prakteknya, siklus kegiatan tersebut memang akan memberikan dampak terhadap kualitas hidup seseorang.
Dalam publikasi yang disebutkan di atas, 3 dimensi ini diterjemahkan dalam berbagai ukuran, intinya ukuran-ukuran tersebut mencerminkan kebutuhan ruang untuk live, work, play sehingga didapat hidup yang berkualitas dalam kota yang liveable.
Dimensi live, mengulas terkait prioritas hunian, tingkat kepuasan, preferensi tata letak dan fitur yang disediakan dalam hunian, fasilitas bersama, dan aspirasi tentang kepemilikan hunian. Sementara itu dimensi work mengulas terkait pola kerja saat ini, preferensi ruang kerja, tingkat stress, dan pendorong utama dalam kepuasan kerja dan produktivitas. Sedangkan dimensi play, menerjemahkan pola kebiasaan dalam mengisi waktu luang, frekuensi melakukan perjalanan, hambatan ke tempat rekreasi lokal, dan preferensi ruang dan aktivitas dalam mengisi waktu luang.
Survey yang dilakukan untuk menyusun publikasi ini, dilakukan melalui 1000 responden yang mengisi survey pada pertengahan tahun 2025 ini. Responden terdiri dari warga negara Singapore, permanent residents, E dan S work pass holders (pekerja menengah dan professional expatriat). Survey ini disebar di berbagai komposisi usia dan profil yang mewakili setiap grup/kelompok warga.
Secara umum, dari hasil survey terungkap bahwa 57% menyatakan puas terhadap pengaturan kehidupan (dimensi live) di tempat tinggal, sementara 18% responden menyatakan sangat puas. Sementara itu, 45% responden menyebutkan puas terhadap pekerjaannya (dimensi work) saat ini, dan 11% diantaranya menyebutkan sangat puas. Sedangkan pada dimensi leisure, 40% menyatakan puas dengan opsi rekreasi dan leisure yang tersedia di Singapore saat ini, sementara 9% diantaranya menyatakan sangat puas.
Dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar atau lebih dari separuh responden menyatakan kepuasannya atas 3 dimensi kualitas hidup yang dijadikan acuan yaitu live, work, play.
Sementara itu, di tengah kepuasan tersebut, terdapat beberapa catatan yang dinyatakan responden menjadi kekhawatiran di tengah upaya menjaga kualitas hidup di masa depan, yaitu kecemasan terhadap kondisi perekonomian dan keuangan, keamanan kelanjutan pekerjaan, dan inflasi/kenaikan biaya rumah tangga. Kondisi ini mencerminkan kondisi masyarakat yang sangat peka terhadap tekanan stabilitas ekonomi dan biaya hidup sehari-hari yang tidak terlepas dari perlambatan perekonomian global.
Responden juga memberikan masukan dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan kota kedepannya, yaitu dengan mengkombinasikan dimensi ruang live, work, play, sehingga konfigurasi penggunaan ruang antar dimensi tersebut dapat dicapai hanya dalam 20 menit pergerakan dalam kegiatan harian mereka.
Masukan ini kedepannya penting dalam mewujudkan ruang kota yang efisien, produktif, inklusif dan berkelanjutan. Dalam sektor properti, temuan ini menjadi masukan terkait kebutuhan urbanites dalam mencapai kualitas hidup melalui inovasi ruang, baik ruang hunian, ruang kerja maupun ruang hiburan.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://www.knightfrank.com.hk/research/the-quality-of-life-report-building-a-liveable-city-2025-12308.aspx