Lingkungan Lestari, Properti Berseri: Kolaborasi Masyarakat dalam Menjaga Kawasan Konservasi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Lingkungan Lestari, Properti Berseri: Kolaborasi Masyarakat dalam Menjaga Kawasan Konservasi
星期五, 27 十二月 2024

Kawasan konservasi telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai wilayah yang harus dilindungi dengan tujuan untuk tetap mempertahankan kelestarian lingkungan hidup.

Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem tahun 2017, Indonesia memiliki kawasan konservasi yang cukup luas, yakni mencapai 27,14 juta hektare yang terbagi menjadi 552 unit pengelolaan kawasan konservasi. Kawasan tersebut meliputi 214 cagar alam, 79 suaka margasatwa, 131 taman wisata alam, 34 taman hutan raya, 11 taman buru, 54 taman nasional, dan 29 unit Kawasan Suaka Alam (KSA) atau Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Kawasan konservasi di Indonesia tidak terlepas dari peran masyarakat di sekitarnya karena sebagian besar kawasan konservasi dikelilingi oleh desa-desa atau permukiman masyarakat. Jika dilihat dari perspektif sejarah, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi merupakan masyarakat adat yang sudah ada sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai unit-unit pengelolaan kawasan konservasi.

Agar fungsi konservasi pada suatu kawasan tetap dapat terjaga, maka diperlukan kesadaran dan sikap kolaboratif masyarakat dalam menjaga dan mengelola kawasan konservasi. Hal ini dikarenakan, sebagian besar masyarakat bergantung pada ketersediaan sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keterlibatan masyarakat dalam menjaga kawasan konservasi dapat dimulai dari adanya edukasi melalui program pelatihan dan penyuluhan terkait pentingnya kawasan konservasi serta usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Terdapat Berbagai bentuk peran masyarakat guna membangun sektor properti yang mendukung keberlanjutan di kawasan konservasi, seperti membangun tempat penginapan berbasis ekowisata dengan memanfaatkan keindahan dan ketenangan alam.

Selain itu, pembangunan properti dengan konsep ramah lingkungan juga dapat diterapkan, seperti properti yang dibangun dengan konsep eco-friendly, yang dapat meningkatkan nilai jual dan menarik perhatian investor melalui konsep lingkungan yang sehat dan asri.

Sejalan dengan kebutuhan tersebut, hasil survei Knight Frank Global tahun 2022 menyebutkan faktor-faktor penting dalam pemilihan lokasi tempat tinggal, di antaranya sebanyak 17% responden memilih dekat dengan ruang hijau dan 17% responden lainnya memilih tinggal di wilayah dengan kualitas udara yang baik.

Selain itu, di kalangan Generasi Milenial dan Gen Z dengan kepedulian terhadap isu lingkungan berkelanjutan yang tinggi, menimbulkan naiknya permintaan hunian dengan konsep ramah lingkungan dan menjadi tren di tahun 2024.

Misalnya saja di Pulau Bali. Bali memiliki keindahan alam yang kaya serta terdiri dari banyak kawasan konservasi, seperti hutan tropis, terumbu karang, hingga sawah terasering yang menarik minat wisatawan dan investor. Bali menjadi wilayah yang mengedepankan faktor keberlanjutan lingkungan dalam menyesuaikan pembangunan dengan kondisi alam sekitar.

Dengan pembangunan berbasis keberlanjutan, terjadi peningkatan harga rata-rata properti di Bali sebesar 7% di setiap tahun dalam lima tahun terakhir dan nilai rental yield tertinggi di Indonesia berdasarkan publikasi REID tahun 2024.

Mengedepankan kondisi alam dan budaya agar tetap lestari, menjadikan wilayah sekitar kawasan konservasi di Pulau Bali terus menarik perhatian investor yang ingin berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Tidak hanya Bali, di seluruh kawasan konservasi Indonesia juga memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat lokal di sektor properti. Tidak hanya untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat lokal di sekitar kawasan konservasi.

Penulis: Ratih Putri Salsabila

Sumber:

https://kfmap.asia/blog/saatnya-beralih-ke-hunian-ramah-lingkungan/2283

https://kfmap.asia/blog/17-agustus-di-ibu-kota-baru-ibu-kota-nusantara/3421

https://kfmap.asia/blog/kota-kota-pilihan-untuk-menghabiskan-masa-pensiun-di-indonesia/2787

https://mediaindonesia.com

https://www.realinfo.id

https://www.rctiplus.com

返回博客
©INFRAMAP - KNIGHTFRANK 2025