Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) menjadi salah satu strategi utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membangun kota yang lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah bagi pejalan kaki. KRL sebagai moda andalan warga Jabodetabek terus mencatat kenaikan penumpang setelah pandemi, ditambah laju urbanisasi yang makin tinggi. Kondisi ini membuat kebutuhan integrasi transportasi makin mendesak. Karena itu, pengembangan TOD difokuskan di tiga stasiun yang dianggap paling strategis yaitu Manggarai, Dukuh Atas, dan Senen karena ketiganya berfungsi sebagai simpul transportasi besar dan berada di kawasan kota yang aktivitasnya sangat padat.
Pengembangan TOD ditujukan untuk memaksimalkan ruang di sekitar stasiun agar tidak hanya menjadi titik naik-turun penumpang, tetapi juga pusat aktivitas yang menggabungkan transportasi publik, ruang komersial, ruang terbuka hijau, dan berbagai fasilitas sosial dengan pejalan kaki sebagai fokus utama. KAI menegaskan bahwa konsep ini diarahkan untuk membentuk kota yang lebih efisien dan berdaya saing, sekaligus menyediakan hunian vertikal bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Dengan pendekatan seperti ini, mobilitas tidak lagi sekadar soal berpindah tempat, tetapi juga kualitas pengalaman dan efisiensi waktu selama perjalanan. Prinsip tersebut sejalan dengan pengembangan tiga kawasan TOD yang kini berada pada tahap penataan berbeda, menyesuaikan dengan fungsi serta kapasitas masing-masing stasiun.
Saat ini, Stasiun Manggarai menjadi stasiun dengan aktivitas kereta api paling padat di Jakarta, melayani perjalanan KRL Commuter Line menuju Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, serta Bekasi hingga Cikarang. Kawasan ini memiliki potensi pengembangan seluas 64 hektare dengan Gross Floor Area (GFA) mencapai 1,4 juta m² yang terintegrasi dengan lima moda transportasi, serta peluang pembangunan 21.000 unit hunian vertikal.
Di sisi lain, Stasiun Tanah Abang memiliki peluang pengembangan kawasan seluas 77,5 hektare, dengan tahap awal pembangunan GFA sebesar 4,8 hektar yang terhubung dengan empat moda transportasi. Sementara itu, kawasan Sudirman, BNI City, dan Karet direncanakan sebagai sportainment & lifestyle hub dengan potensi GFA 4,8 hektare, menghubungkan lima stasiun melalui jalur pedestrian di sepanjang tepi sungai, serta terintegrasi dengan LRT Jabodebek dan MRT Jakarta.
Sebagai langkah jangka panjang, pengembangan TOD di tiga kawasan ini diharapkan bisa menghadirkan lingkungan kota yang lebih tertib dan mudah diakses. Integrasi antar moda, hunian terjangkau, dan ruang publik yang lebih baik membuat area sekitar stasiun bukan lagi sekadar tempat transit, tapi juga ruang hidup yang mendukung aktivitas warga. Dengan rencana yang terus berjalan, Pemprov DKI Jakarta dan KAI menargetkan ketiga kawasan TOD ini menjadi contoh penataan kota yang modern dan berkelanjutan kedepannya.
Penulis : Farah Septiawardahni
Sumber :
https://kfmap.asia/blog/stasiun-manggarai-jadi-stasiun-sentral-apa-urgensinya/2000
https://kfmap.asia/blog/rencana-revitalisasi-stasiun-tanah-abang/2492
https://www.ntvnews.id/
https://www.antaranews.com/
https://rri.co.id/