Survei (Y)OUR SPACE, yang menjaring 300 pimpinan CRE (corporate real estate) untuk memberikan insight terkait dinamika dan perubahan yang terjadi pada bisnis properti dalam ranah global.
Salah satu subtansi yang dibahas mengungkap beberapa faktor yang disebutkan oleh aktor CRE, sebagai aktor yang berperan aktif dalam pasar properti komersial perkantoran sebagai hal yang paling banyak memengaruhi strategi bisnis properti dalam 3-5 tahun kedepan.
Diantara sekitar 10 faktor yang terungkap, di sini akan disampaikan 3 besar faktor yang dianggap paling mempengaruhi oleh para responden, yaitu sebagai berikut ;
Pertama adalah kebutuhan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan inovasi dengan mengendalikan pembiayaan. Keseimbangan inilah yang mencerminkan inti dari momen strategis saat ini, yaitu ketika keinginan untuk memodernisasi portofolio melalui teknologi dan transformasi memang nyata kebutuhannya, namun harus dibarengi dengan disiplin dalam pembiayaan, hal ini mengingat kondisi makroekonomi yang masih rapuh dan sangat bergejolak saat ini.
Kedua, adalah ketidakpastian dan volatilitas dalam lingkungan operasional, hal ini menyoroti betapa dalamnya ketidakstabilan geopolitik dan makroekonomi membentuk sentimen para penyewa. Mulai dari tekanan inflasi hingga fragmentasi geopolitik, ketidakpastian kini telah menjadi ciri struktural, bukan sekadar fase sementara. Sebagai respons, para penyewa mulai mengintegrasikan opsi fleksibilitas dalam strategi properti mereka, diantaranya dengan cara memilih masa sewa yang lebih singkat, konfigurasi ruang yang dapat disesuaikan, serta melakukan perencanaan skenario dan kontinjensi secara mendalam.
Ketiga, evolusi gaya kerja tetap menjadi faktor kontekstual utama, yang dipilih oleh hampir sepertiga responden. Hal ini terjadi seiring dengan semakin mengakarnya pola kerja hybrid dalam arus utama, perusahaan terus mengevaluasi ulang bagaimana ruang kerja dapat mendukung budaya, kohesi, dan kinerja.
Faktor lainnya yang dinilai akan mempengaruhi strategi pengembangan bisnis properti komersial (perkantoran) adalah kondisi perang dagang dan tensi geopolitik global, menata ulang peta jalan operasional untuk mengoptimalkan rantai pasokan, investasi pada AI, pengambilan keputusan berdasarkan data, fokus pada fungsional dari pada sarana ruang kerja, fokus pada adaptasi ruang dari pada bangunan baru, dan evolusi menuju agenda ESG.
Faktor-faktor di atas memang juga menjadi fakta dan fenomena yang juga dirasakan pada pasar properti perkantoran di Jakarta saat ini. Sebut saja evolusi menuju agenda ESG. Pada awal tahun ini di CBD Jakarta, beberapa gedung perkantoran tengah mengajukan proses sertifikasi untuk mendapatkan label green building. Fakta ini akan menambah ekosistem gedung perkantoran hijau di CBD Jakarta.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
https://www.knightfrank.com/research/report-library/your-space-12188.aspx