Dampak Tertundanya Pembangunan Tol Dumai - Rantau Prapat Bagi Properti dan Industri Lokal

星期五, 30 五月 2025

Pembangunan Jalan Tol Rantau - Prapat Dumai merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang menyambungkan Dumai - Bagan Batu - Sigambal - Rantau Prapat. Jalan tol ini memiliki panjang 175 km, dengan total nilai investasi sebesar Rp49,322 triliun. 

Awalnya, proyek ini termasuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun, pada akhir 2023 status tersebut dicabut. Hilangnya status PSN pada proyek jalan tol Dumai-Rantau Prapat menyebabkan tertundanya peningkatan konektivitas dan infrastruktur di wilayah tersebut. 

Keputusan pencabutan status Proyek PSN untuk Jalan Tol Dumai - Rantau diumumkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kementrian Bidang Perkonomian, Wahyu Utomo. Ia menjelaskan bahwa pencabutan tersebut disebabkan oleh kendala pembebasan lahan, dan perizinan yang memperlambat progres proyek. 

Akibat pencabutan tersebut, pembangunan Jalan Tol Rantau - Prapat Dumai terpaksa ditunda dan saat ini masih dalam pemasangan patok batas dan proses konstruksi. Dampak lanjutan dari penundaan ini adalah biaya logistik tetap tinggi, waktu pengiriman barang melambat, dan efisiensi sektor industri menurun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi daerah menjadi stagnan dan daya saing industri lokal melemah.

Padahal, keberadaan jalan tol dapat mendorong kenaikan harga tanah dan properti di sekitarnya. Sebagai contoh, pembangunan Jalan Tol Baleno di Jambi membuat harga tanah di sekitar exit ruas tol cabang Tempino melunjak drastis dengan beberapa lahan dijual hingga Rp150 juta per 100 m². 

Menurut data dari Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Kepulauan Riau memiliki 21 kawasan industri atau 18% dari 117 anggota HKI, seperti kawasan industrial Dumai dan kawasan industrial Tanjung Buton. Angka ini menunjukan bahwa Kepulauan Riau memiliki mobilitas yang cukup tinggi di sektor industri. Dengan tertundanya pembangunan Jalan Tol, maka pertumbuhan sektor industri menjadi terhambat. 

Secara makro, keputusan penghentian ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi regional. Dikarenakan, ketika konektivitas antarwilayah terganggu maka tidak hanya sektor industri dan properti yang terdampak, tetapi juga sektor perdagangan, jasa, hingga pariwisata. Kondisi ini tentu dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk menurunnya peluang kerja, rendahnya investasi, dan lambatnya pergerakan ekonomi di kawasan tersebut.

Oleh karena itu, diharapkan pembangunan Jalan Tol Dumai-Rantau Prapat dapat segera dilanjutkan guna mendorong pertumbuhan industri, investasi, dan ekonomi regional yang nantinya dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah tersebut.

 

Nama: Davin Nathanael Ruslim

Sumber : 

https://kfmap.asia/blog/kehadiran-tol-semarang-demak-dan-pengaruhnya-dalam-memicu-pertumbuhan-properti/2456 

https://kfmap.asia/blog/pembangunan-tol-patimban-dorongan-baru-bagi-kawasan-industri-jawa-barat/3863 

https://kumparan.com/

https://www.timenews.co.id/

https://www.liputan6.com/

返回博客
©INFRAMAP - KNIGHTFRANK 2025